INGIN IKLAN ANDA DISINI ?
Dapatkan Tawaran Menarik
Silahkan Kontak Admin
Terima Kasih


Riwayat Hidup Buya Hamka - “Hamka bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi kebanggaan bangsa-bangsa Asia Tenggara”.Begitulah kata mantan Perdana Menteri Malaysia,Tun Abdul Rozak.Nama aslinya ialah Haji Abdul Malik Karim Amrulloh biasa disebut dengan HAMKA yang merupakan singkatan dari nama panjang beliau. Beliau lahir di Maninjau,Sumatra Barat pada tanggal 16 Februari 1908 M/ 13 Muharrom 1326 H.Belakangan ia diberikan sebutan Abuya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi,abuya yang berarti ayahku atau orang yang dihormati.

Ayahnya adalah Syech Abdul Karim ibn Amrulloh,yang dikenal dengan Haji Rosul dan merupakan pelopor Gerakan Islah(tajdid) di Minangkabau,sekembalinya dari Makkah pada 1906.Ia hidup dan berkembang dalam struktur masyarakat Minangkabau yang menganut sistem trilineal.Sejak kecil ia menerima dasar-dasar agama dari sang ayah.Pada usia 6 tahun,ia dibawa ayahnya ke Padang Panjang. Pada usia 7 tahun,ia dimasukkan ke sekolah desa dan malamnya ia belajar mengaji al-Qur’an sampai khatam.

Waktu itu pelaksanaaan pendidikan masih bersifat tradisional,materi yang ada berupa pengajaran kitab-kitab klasik seperti nahwu,shorof,mantiq,bayan,fiqih,dan yang sejenisnya dengan menggunakan sistem hafalan.Meskipun tidak puas dengan sistemnya tersebut,ia tetap mengikutinya dengan baiknya dengan baik.

Beliau Sekolah Dasar “Maninjau sehingga Darjah Dua” kemudian padausia 10 tahun, ayahnya mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bernama “Sumatera Thawalib” di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari ilmu agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal pada masa itu seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur R.M.SurjopranotodanKiBagusHadikusumo. Sejak muda, Hamka dikenal sebagai seorang pengelana.Bahkan ayahnya, memberi gelar Si Bujang Jauh.

Pada usia 16 tahun ia merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan Islam modern kepada HOS Tjokroaminoto,Ki Bagus Hadikusumo,RM Soerjopranoto,dan KH Fakhrudin.Hamka juga banyak mengikuti berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi Dharmo Pakualaman, Yogyakarta.Selain dikenal sebagai ulama kharismatik,Hamka juga dikenal sebagai pujangga termashur.Sejak usia 17 tahun, ia sudah menulis roman berjudul Siti Rabiah.Aktivitas tulis menulis itu ditentang oleh keluarganya.Namun Hamka jalan terus untuk mencari jati dirinya dan berusaha keluar dari bayangan nama besar ayahnya.

Pada usia 30-an, ia tak langsung memilih menjadi ulama, meski ia sendiri termasuk muballig muda Muhammadiyah di kota Medan. Ia lebih suka bergelut di bidang jurnalistik bersama Abdullah Puar. Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat.Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal.

Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti William James, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.

Posting Komentar Blogger